TUGAS MAKALAH DIKSI dan EJAAN
BAHASA INDONESIA 2
SOFTSKILL
UNIVERSITAS GUNADARMA
Nama : HENDRO.PRASETYO
KELAS : 3EAO6
NPM : 10209619
JURUSAN : S1/EKONOMI MANAJEMEN
KATA PENGANTAR
Puji dan
Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
berjudul " DIKSI dan EJAAN" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1.1.
Latar Belakang...................................................................................
1.2.
Rumusan Masalah..............................................................................
1.3. Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
2.1. Pengertian Diksi.................................................................................
2.2. Syarat Ketepatan Kata........................................................................
2.3. Klasifikasi Kata Berdasarkan
Diksi...................................................
2.4. Pedoman Diksi...................................................................................
BAB III Ejaan..........................................................................................
3.1. Pengertian Ejaan...............................................................................
3.2. Tujuan Ejaan.....................................................................................
3.2. Tujuan Ejaan.....................................................................................
3.3.
Jenis Ejaan........................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................
4.1.
Kesimpulan ......................................................................................
4.2. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di
atas dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya
dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat.
Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami
atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang
kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain
berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang diakatakan.
Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan
lancar.
Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945, dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin
meluas dan menyangkut berbagai bidang kehidupan.
Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara
bahasa Indonesia ini, memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi
kehidupan masa globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara,
keterampilan menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi
memajukan bangsa ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh
bangsa lain. Maka dari itu disini penulis akan mencoba menguraikan tentang
“Diksi dan Ejaan”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diksi
dan ejaan ?
2. Apa Tujuan diksi dan ejaan ?
3. Apa saja jenis-jenis diksi dan ejaan ?
2. Apa Tujuan diksi dan ejaan ?
3. Apa saja jenis-jenis diksi dan ejaan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambah wawasan penulis serta pembaca tentang diksi dan ejaan.
3. Untuk memahami cara-cara pengunaan kata yang baik.
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambah wawasan penulis serta pembaca tentang diksi dan ejaan.
3. Untuk memahami cara-cara pengunaan kata yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Diksi
Dalam
arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh
penulis atau pembicara.
Arti
kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan seni berbicara jelas
sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami kerumitan dan arti kata
tersebut.
Diksi
memiliki beberapa bagian; pendaftaran kata formal atau informal dalam konteks
sosial adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya
penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter
aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran
menggambarkan karakter yang introspektif.Diksi juga memiliki dampak terhadap
pemilihan kata dan sintaks.
2.2 Syarat
Ketepatan Kata
1.Membedakan
makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
2.Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3.Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi).
4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
5.Menggunakan imbuhan asing. (jika diperlukan)
2.Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3.Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi).
4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
5.Menggunakan imbuhan asing. (jika diperlukan)
6.Menggunakan
kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar.
7.Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
8.Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
7.Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
8.Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
2.3 Klasifikasi
Kata Berdasarkan Diksi
1.Denotatif dan
Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual.
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual.
Kata makan, misalnya,
bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.Makna kata
makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan
istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna
ideasional, makna referensial, atau makna proposional.
Disebut makna
denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu
pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi.Disebut makna
kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan
menyangkut rasio manusia.
Makna konotatif
adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial,
sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual.Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau
pukul.Makna konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna
konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Kata-kta yang bermakna
konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraaan atau karangan
nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi,
dan lain-lain. Karangan nonilmiah sangat mementingan nilai-nilai estetika.Nilai
estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif
agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah.
Makna konotatif berbeda
dari zaman ke zaman.Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang
kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif).Dalam hal
ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif
atau konotaif.
Kata rumah monyet
mengandung makna konotatif. Akan tetapi, makna konotatif itu tidak dapat
diganti dengan kata lain, sebab nama lain untuk kata itu tidak ada yang yang
tepat. Begitu juga dengan istilah rumah asap.
Makna konotatif dan makna
denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian bahasa.Makan denotatif
ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang menyertainya, sedangkan
makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain
yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah
makna yang bersifat umum, sedankan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan
khusus.
Contoh:
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata cantik lebih umum
dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang seorang
wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih
bersifat memukau perasaan kita.
Nilai kata-kata itu dapat
bersifat baik dan dapat pula besifat jelek.Kata-kata yang berkonotasi jelek
dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari pada bodoh), mampus
(lebih jelek dari pada mati), dan gubuk (lebih jelek dari pada rumah). Di pihak
lain, kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi dari makna
denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya
akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini.
Contoh lain:
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat.
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat.
Kata membanting tulang
(makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung makna
“berkerja keras” yang merupakan sebuah kata kiasan.Kata membanting tulang dapat
kita masukan ke dalam golongan kata yang bermakna konotatif.
Kata-kata yang dipakai
secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini disebut idiom atau
ungkapan.Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna
konotatif.
Kata-kata idiom
atau ungkapan adalah sebagai berikut:
Keras kepala
Panjang tangan,
Sakit hati, dan sebagainya.
Keras kepala
Panjang tangan,
Sakit hati, dan sebagainya.
2.Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Sinonim ini dipergunakan
untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu
tidak membosankan. Dalam pemakaianya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan
menghidupkan bahasa seseorang dan mengonkritkan bahasa seseorang sehingga kejelasan
komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat
memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakannya sesuai dengan
kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Contoh:
agung, besar, raya.
mati, mangkat, wafat, meninggal.
cahaya, sinar.
ilmu, pengetahuan.
penelitian, penyelidikan.
agung, besar, raya.
mati, mangkat, wafat, meninggal.
cahaya, sinar.
ilmu, pengetahuan.
penelitian, penyelidikan.
3.Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
keras, lembek
naik, turun
kaya, miskin
surga, neraka
laki-laki, perempuan
atas, bawah
keras, lembek
naik, turun
kaya, miskin
surga, neraka
laki-laki, perempuan
atas, bawah
4.Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya sama.
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya sama.
Contoh:
Bu Andi bisa membuat program perangkat lunak komputer dengan berbagai bahasa pemrograman (bisa = mampu).
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun).
Bu Andi bisa membuat program perangkat lunak komputer dengan berbagai bahasa pemrograman (bisa = mampu).
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun).
5.Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya berbeda.
Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya berbeda.
Contoh:
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)
6.Homograf
Homograf adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang beda, dan ejaannya sama.
Homograf adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang beda, dan ejaannya sama.
Contoh:
Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan yang menjadi tersangka korupsi (teras= pejabat tinggi).
Kami tidur di teras karena kunci rumah dibawa oleh Andi (teras = bagian rumah).
Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan yang menjadi tersangka korupsi (teras= pejabat tinggi).
Kami tidur di teras karena kunci rumah dibawa oleh Andi (teras = bagian rumah).
7.Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian.
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian.
Contoh:
Kepala desa
Kepala surat
Kepala desa
Kepala surat
8.Hiponim
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim.
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim.
Contoh hiponim:
Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, dan lain-lain.
Lumba-lumba, tenggiri, hiu, nila, mujair, sepat, dan lain-lain.
Bolu, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, dan lain-lain.
Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, dan lain-lain.
Lumba-lumba, tenggiri, hiu, nila, mujair, sepat, dan lain-lain.
Bolu, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, dan lain-lain.
Fungsi dan yang mempengaruhi Diksi
:Hal-hal yang mempengaruhi diksi berdasar kemampuan pengguna bahasa :
-
Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga sesuai dengan gagasan
utama.
- Cara dari mengimplementasikan sesuatu kedalam sebuah situasi .
- Sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat harus benar-benar dikuasai.
- Cara dari mengimplementasikan sesuatu kedalam sebuah situasi .
- Sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat harus benar-benar dikuasai.
Fungsi
dari diksi :
- Untuk
mencegah kesalah pahaman.
- Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
- Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.- Supaya suasana yang tepat bisa tercipta.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
- Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
- Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.- Supaya suasana yang tepat bisa tercipta.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
2.4 Pedoman Diksi
Ketepatan
Ketepatan diksi adalah : kesanggupan
sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca
atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau
pembicara.
1. Mambedakan secara cermat makna denotasi
dan makna konotasi
Jika pengertian dasar yang dperlukan, penulis atau pembicara harus memilih
kata denotasi. Sebaliknya jika menghendaki reaksi emosional tertentu, penuls
atau pembaca harus memilih kata konotatif.
2. Membedakan kata-kata bersinonim
Contoh: Habib suka (menonton, melihat, memandang, mengawasi) film
Dora
3. Pemakaian kata yang bernilai rasa
Contoh : Bapaknya (gugur, meninggal, wafat, tutup usia) pada hari
raya Idul Fitri
4. Pemakaian kata / istilah asing
Kata / istilah asing yang boleh dipakai dengan pertimbangan sebagai
berikut:
¨
Lebih cocok karena konotasinya, misalnya:
Kritik =
kecaman
¨
Lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahannya, misalnya:
Eksekusi =
pelaksanaan hukuman mati
¨
Bersifat internasonal, misalnya:
Hidrogen
= zat air
5. Pemakaian kata-kata kongkret dan abstrak
Kata kongkret ialah : kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dilihat,
didengar, dirasakan, diraba, atau dibau, misalnya : meja
Kata abstrak ialah : kata yang menunjukkan kepada sifat, konsep, atau
gagasan, misalnya : cantik
6. Pemakaian kata-kata umum dan khusus
Contoh:
umum
khusus
melihat memandang
(gunung, sawah, laut)
7. Kata yang dipilih harus tepat benar
terutama kata-kata mirip ejaan atau pelafalannya
Misalnya : syarat, sarat
BAB III
3.1 Ejaan
Pengertian Ejaan
Ejaan adalah suatu keseluruhan
system penulisan bunyi-bunyi bahasa yang meliputi:
a. Perlambangan fonem dengan huruf (tata
bunyi)
b. Ketetapan penulisan satuan-satuanbentuk kata misalnya
kata dasar, kata ulang, kata majemuk dan lain sebagainya.
c. Ketetapan cara menulis kalimat dan
bagian-bagian dengan menggunakan tanda baca.
Adapun ejaan yang pernah berlaku diIndonesia
adalah :
a). Ejaan Van Ophusyen
b). Ejaan
Republik / Ejaan Suwandi
c). Ejaan
Malindo
d). Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
3.2 Tujuan Ejaan
Tujuan dari penulisan ini adalah
memahami dan mencermati ejaan dalam bahasa tulis. Apakah tanpa ejaan yang baik
tuliasan dapat dimengerti dan menteliti sejauh mana peranan ejaan dalam bahasa
tulis.
3.3 Jenis Ejaan
· Ejaan Van Ophusyen
ejaan Van Ophusyen disebut juga ejaan balai pustaka. Masyarakat pengguna
bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai dengan 1947. ejaan ini merupakan
karyaCh.A. Van Ophusyen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901).
Ciri khusus
ejaan Van Ophusyen adalah :
·
huruf /u/
ditulis /oe/
·
koma hamzah /k/
ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata, misalnya bapa’, ta’
·
jika pada suatu
kata berakhiran huruf /a/ mendapat akhiran /i/ maka diatas akhiran itu diberi
tanda trema /”/
·
huruf /e/ yang
pelafalannya keras diberi tanda /’/ di atasnya. Contoh pada kata /emek/ ditulis
/ema’/
·
kata ulang diberi
angka 2, misalnya: janda2 (dibaca: janda-janda)
·
Kata majemuk
ditulis dengan tiga cara :
a. dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang,
apabila/, dsb
b. dengan menggunakan tanda penghubung misalnya
/rumah-sakit/,/anak- negeri/
c. dipisahkan, misalnya /anak negeri/ , .rumah sakit/
· Ejaan Repulik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam suratkeutusan Menteri P dan K Mr. Soewandi No.
264/Bhs. A tanggal 19 Maret 1947 oleh sebab itu ejaan ini disebut Ejaan
Suwandi. System ejaan Suwandi merupakan system ejaan latin untuk Bahasa
Indonesia.
Pada dasarnya ejaan ini sama dengan Van Ophusyen, hanya saja ada beberapa
penyederhanaan dan perubahan.
Ciri khusus
ejaan Republik / Suwandi dalah sebagai berikut :
a. Huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophusyen
berubah menanda /u/
b. Tanda trema pada huruf a dan I dihilangkan.
c. Koma ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah
ditulis dengan /k/ misalnya kata’ menjadi katak.
d. Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan
tanda, misalnya ejaan, seekor, dsb.
e. Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga
cara. Contohnya :
·Tata laksana
· Tata-laksana
· Tatalaksana
f.
Kata yang
berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan /e/ lemah (pepet) dalam bahasa
indoneia ditulis tidak menggunakan /e/ lemah. Misalnya : /putra/ bukan
/putera/, /praktek/ bukan /peraktek/
· Ejaan Malindo
Ejaan Malindo
(melayu-indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan
Indonesia. Perumusan ini berangkat dari konggres bahasa Indonesia II tahun 1954
diMedan, Sumatra Utara. Kemudian pada tahun 1959 dirumuskan Ejaan Malindo
tersebut. Sayangnya, Ejaan Malindo belum sempat diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan
Malaysia.
· Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD )
Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya. EYD
diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII,
17 Agustus 1972. kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57
tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk
pada tahun 1966.
a.
Gabungan kata
yang sudah dianggap senyawa (satu kata) ditulis serangkai.
Contohnya : Akhirulkalam, Assamualaikum,
hulubalang, matahari, dsb.
b. Kata ganti ku, mu, kau, dan nya
ditulis serangkai dengan kata yang dimiliki.
Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu,
pacarku, pacarnya, dsb.
c.
Kata depan di
dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :
Ø Bentuk Benar
|
Ø Bentuk Salah
|
§ Di surabaya
§ Ke singapura
§ Di kebun
§ Ke sini
§ Ke sana
§ Di sini
|
§ Disurabaya
§ Kesingapura
§ Dikebun
§ Kesini
§ Kesana
§ disini
|
d.
Partikel pun
terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang sudah menjadi
kelompok kata.
Contohnya :
·
Kapan pun Aku tetap menantinya
·
Siapa pun orangnya, boleh meminjam buku ini.
·
Walaupun seribu tahun Aku tetap menunggu. (walaupun
adalah
kelompok kata)
·
Meskipun demikian aku tak akan marah. (meskipun merupakan
kelompok kata)
e.
Penulisang si
dan sang dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :
·
Si penjual bakso bukan
sipenjual bakso
·
Si pengirim bukan
sipengirim
f.
Partikel per
berarti tiap-tiap dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :
·
Per orang bukan perorang
·
Per lembar bukan perlembar
·
Per kilogram bukan perkilogram
F Kesalahan-kesalahan Ejaan
Ø Bentuk Salah
|
Ø Bentuk Benar
|
Ø Penjelasan
|
·
penelitian
·
kendari
·
tingka laku
·
pengalian
·
peterakan
·
sebagai sebagai
·
Anslisis data
·
Persyatan
·
Ternasuk
·
Umunya
·
Mengerakan
·
Menggerakan
·
Altematif
·
Mengunakan
·
Selarn
·
Seperti kaki
dan lutut namun dengan
·
mikrohabibtat
|
·
Penelitian
·
kendari
·
Tingkah
laku
·
Pengalihan
·
Peternakan
·
Sebagai
·
Analisis data
·
Persyaratan
·
Termasuk
·
Umumnya
·
Menggerakkan
·
Menggerakkan
·
Alternatif
·
Menggunakan
·
Selama
·
Seperti kaki
dan lutut. Namun dengan
·
mikrohabitat
|
·
Letak kesalahan
pada penulisan kata di samping ialah tidak menggunakan huruf kapital setelah
adanya tanda titik, padahal yang sebenarnya harus menggunakan huruf kapital
sesudahnya. Serta kesalahan penulis kata dan penempatan tanda titik yakni
kapan seharusnya kita menggunakan tanda titik.
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada dasarnya kita telah
memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan
tetapi ketika kita berbicara seringkali kita tidak mengikuti kaidah/aturan dari
tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi sehari-hari. kita
sering menggunakan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari
kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi sebuah kebiasaan dan hal tersebut
menjadi membudaya dan dibenarkan penggunaan dalam keseharian. Untuk itu sudah
menjadi kewajiban kita bersama untuk saling mengingatkan agar menggunakan
kaidah tata bahasa yang baik dan benar.
Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan baik dari Dosen Mata Kuliah
ini maupun dari Mahasiswa. Selain itu kami harapkan kepada pembaca agar bisa
menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan yang tujuannya ingin memahami Tata
Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.docstoc.com/docs/82773044/MAKALAH-EJAAN-BAHASA-INDONESIA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
http://wwwiluvislamcom-tamtim.blogspot.com/2009/11/makalah-bahasa-indonesia-diksi-dan.html
http://nuningasnuning.blogspot.com/2012/01/makalah-bahasa-indonesia.html
http://kesmas-fkm.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-ejaan.html