Minggu, 14 April 2013

TUGAS MAKALAH DIKSI dan EJAAN BAHASA INDONESIA 2 SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA



 
TUGAS MAKALAH DIKSI dan EJAAN
BAHASA INDONESIA 2
SOFTSKILL
UNIVERSITAS GUNADARMA

                                                           





                                        Nama           : HENDRO.PRASETYO
                                        KELAS        : 3EAO6
                                        NPM             : 10209619
                                        JURUSAN   : S1/EKONOMI MANAJEMEN


   
  
       
 
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul " DIKSI dan EJAAN" tepat pada waktunya.

            Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

            Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.


          
 
  
  
  

  
  
DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................     
DAFTAR ISI............................................................................................    
BAB I PENDAHULUAN........................................................................  
1.1. Latar Belakang...................................................................................    
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................   
1.3. Tujuan................................................................................................    
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................   
 2.1. Pengertian Diksi.................................................................................    
 2.2. Syarat Ketepatan Kata........................................................................    
 2.3. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi...................................................   
 2.4. Pedoman Diksi...................................................................................   
BAB III Ejaan.......................................................................................... 
 3.1. Pengertian Ejaan...............................................................................  
 3.2. Tujuan Ejaan.....................................................................................
 3.3. Jenis Ejaan........................................................................................ 
BAB IV PENUTUP.................................................................................  
  4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 
  4.2. Saran.................................................................................................  
DAFTAR PUSTAKA







  


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat.
Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang diakatakan. Untuk itu keseragaman berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar.
Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan menyangkut berbagai bidang kehidupan.
Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini, memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan bangsa ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Maka dari itu disini penulis akan mencoba menguraikan tentang “Diksi dan Ejaan”

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diksi dan ejaan ?
       2. Apa Tujuan diksi dan ejaan ?
       3. Apa saja jenis-jenis diksi dan ejaan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambah wawasan penulis serta pembaca tentang diksi dan ejaan.
3. Untuk memahami cara-cara pengunaan kata yang baik.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi
            Dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.
            Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami kerumitan dan arti kata tersebut.
            Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran kata formal atau informal dalam konteks sosial  adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif.Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

2.2 Syarat Ketepatan Kata
1.Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
2.Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3.Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterefrensi (saling mempengaruhi).
4.Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
5.Menggunakan imbuhan asing. (jika diperlukan)
6.Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar.
7.Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
8.Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.




2.3 Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi
1.Denotatif dan Konotatif
            Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual.
            Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional.
            Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi.Disebut makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia.
            Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.Makna konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Kata-kta yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraaan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan nonilmiah sangat mementingan nilai-nilai estetika.Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah.
            Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman.Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif).Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif atau konotaif.
            Kata rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan tetapi, makna konotatif itu tidak dapat diganti dengan kata lain, sebab nama lain untuk kata itu tidak ada yang yang tepat. Begitu juga dengan istilah rumah asap.
            Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian bahasa.Makan denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan pikiran, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedankan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.
Contoh:
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
Dia adalah wanita manis (konotatif)
            Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita.
            Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula besifat jelek.Kata-kata yang berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari pada bodoh), mampus (lebih jelek dari pada mati), dan gubuk (lebih jelek dari pada rumah). Di pihak lain, kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang terjadi dari makna denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu dengan sendirinya akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan dalam hal ini.
Contoh lain:
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat.
            Kata membanting tulang (makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah tulang) mengandung makna “berkerja keras” yang merupakan sebuah kata kiasan.Kata membanting tulang dapat kita masukan ke dalam golongan kata yang bermakna konotatif.
            Kata-kata yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini disebut idiom atau ungkapan.Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam kata yang bermakna konotatif.


Kata-kata idiom atau ungkapan adalah sebagai berikut:
Keras kepala
Panjang tangan,
Sakit hati, dan sebagainya.
2.Sinonim
            Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
            Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaianya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengonkritkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Contoh:
agung, besar, raya.
mati, mangkat, wafat, meninggal.
cahaya, sinar.
ilmu, pengetahuan.
penelitian, penyelidikan.
3.Antonim
            Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
keras, lembek
naik, turun
kaya, miskin
surga, neraka
laki-laki, perempuan
atas, bawah

4.Homonim
            Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya sama.
Contoh:
            Bu Andi bisa membuat program perangkat lunak komputer dengan berbagai bahasa pemrograman (bisa = mampu).
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun).

5.Homofon
            Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya berbeda.
Contoh:
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum)

6.Homograf
            Homograf adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda, lafal yang beda, dan ejaannya sama.
Contoh:
Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan yang menjadi tersangka korupsi (teras= pejabat tinggi).
Kami tidur di teras karena kunci rumah dibawa oleh Andi (teras = bagian rumah).




7.Polisemi
            Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian.
Contoh:
Kepala desa
Kepala surat

8.Hiponim
            Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim.
Contoh hiponim:
Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, dan lain-lain.
Lumba-lumba, tenggiri, hiu, nila, mujair, sepat, dan lain-lain.
Bolu, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi, tete, cucur, lapis, bolu kukus, dan lain-lain.

            Fungsi dan yang mempengaruhi Diksi :Hal-hal yang mempengaruhi diksi berdasar kemampuan pengguna bahasa :
- Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga sesuai dengan gagasan utama.
- Cara dari mengimplementasikan sesuatu kedalam sebuah situasi .
- Sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat harus benar-benar dikuasai.

Fungsi dari diksi :
- Untuk mencegah kesalah pahaman.
- Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
- Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.- Supaya suasana yang tepat bisa tercipta.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.




2.4 Pedoman Diksi
  Ketepatan
 Ketepatan diksi adalah : kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.
1.      Mambedakan secara cermat makna denotasi dan makna konotasi
Jika pengertian dasar yang dperlukan, penulis atau pembicara harus memilih kata denotasi. Sebaliknya jika menghendaki reaksi emosional tertentu, penuls atau pembaca harus memilih kata konotatif.
2.      Membedakan kata-kata bersinonim
Contoh: Habib suka (menonton, melihat, memandang, mengawasi) film Dora
3.      Pemakaian kata yang bernilai rasa
Contoh : Bapaknya (gugur, meninggal, wafat, tutup usia) pada hari raya Idul Fitri
4.      Pemakaian kata / istilah asing
Kata / istilah asing yang boleh dipakai dengan pertimbangan sebagai berikut:

¨      Lebih cocok karena konotasinya, misalnya:
Kritik         =          kecaman

¨      Lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahannya, misalnya:
Eksekusi    =          pelaksanaan hukuman mati
¨      Bersifat internasonal, misalnya:
Hidrogen   =          zat air








5.      Pemakaian kata-kata kongkret dan abstrak
Kata kongkret ialah : kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, diraba, atau dibau, misalnya : meja
Kata abstrak ialah : kata yang menunjukkan kepada sifat, konsep, atau gagasan, misalnya : cantik


6.      Pemakaian kata-kata umum dan khusus
Contoh:                       umum                          khusus
                                    melihat                         memandang (gunung, sawah, laut)



7.      Kata yang dipilih harus tepat benar terutama kata-kata mirip ejaan atau pelafalannya
Misalnya :        syarat,  sarat







    
  
BAB III

3.1 Ejaan
Pengertian Ejaan
            Ejaan adalah suatu keseluruhan system penulisan bunyi-bunyi bahasa yang meliputi:
a.     Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi)
b.    Ketetapan penulisan satuan-satuanbentuk kata misalnya kata dasar, kata ulang, kata majemuk dan lain sebagainya.
c.     Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-bagian dengan menggunakan tanda baca.
            Adapun ejaan yang pernah berlaku diIndonesia adalah :
a). Ejaan Van Ophusyen
b). Ejaan Republik / Ejaan Suwandi
c). Ejaan Malindo
d). Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

3.2 Tujuan Ejaan
            Tujuan dari penulisan ini adalah memahami dan mencermati ejaan dalam bahasa tulis. Apakah tanpa ejaan yang baik tuliasan dapat dimengerti dan menteliti sejauh mana peranan ejaan dalam bahasa tulis.

3.3 Jenis Ejaan
·     Ejaan Van Ophusyen
ejaan Van Ophusyen disebut juga ejaan balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai dengan 1947. ejaan ini merupakan karyaCh.A. Van Ophusyen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901).

Ciri khusus ejaan Van Ophusyen adalah :
·         huruf /u/ ditulis /oe/
·         koma hamzah /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata, misalnya bapa’, ta’
·         jika pada suatu kata berakhiran huruf /a/ mendapat akhiran /i/ maka diatas akhiran itu diberi tanda trema /”/
·         huruf /e/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ di atasnya. Contoh pada kata /emek/ ditulis /ema’/
·         kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (dibaca: janda-janda)
·         Kata majemuk ditulis dengan tiga cara :
a.       dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb
b.       dengan menggunakan tanda penghubung misalnya /rumah-sakit/,/anak-      negeri/
c.        dipisahkan, misalnya /anak negeri/ , .rumah sakit/

·     Ejaan Repulik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam suratkeutusan Menteri P dan K Mr. Soewandi No. 264/Bhs. A tanggal 19 Maret 1947 oleh sebab itu ejaan ini disebut Ejaan Suwandi. System ejaan Suwandi merupakan system ejaan latin untuk Bahasa Indonesia.
Pada dasarnya ejaan ini sama dengan Van Ophusyen, hanya saja ada beberapa penyederhanaan dan perubahan.

Ciri khusus ejaan Republik / Suwandi dalah sebagai berikut :
a.     Huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophusyen berubah menanda /u/
b.    Tanda trema pada huruf a dan I dihilangkan.
c.    Koma ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan /k/ misalnya kata’ menjadi katak.
d.    Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan tanda, misalnya ejaan, seekor, dsb.
e.    Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara. Contohnya :
·Tata laksana
·  Tata-laksana
·  Tatalaksana
f.     Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan /e/ lemah (pepet) dalam bahasa indoneia ditulis tidak menggunakan /e/ lemah. Misalnya : /putra/ bukan /putera/, /praktek/ bukan /peraktek/


·     Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (melayu-indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari konggres bahasa Indonesia II tahun 1954 diMedan, Sumatra Utara. Kemudian pada tahun 1959 dirumuskan Ejaan Malindo tersebut. Sayangnya, Ejaan Malindo belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia.

·     Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD )
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 Agustus 1972. kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966. 
a.     Gabungan kata yang sudah dianggap senyawa (satu kata) ditulis serangkai.
Contohnya : Akhirulkalam, Assamualaikum, hulubalang, matahari, dsb.
b.    Kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang dimiliki.
Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, pacarnya, dsb.
c.     Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.









Contohnya :
Ø  Bentuk Benar
Ø  Bentuk Salah
§  Di surabaya
§  Ke singapura
§  Di kebun
§  Ke sini
§  Ke sana
§  Di sini
§  Disurabaya
§  Kesingapura
§  Dikebun
§  Kesini
§  Kesana
§  disini

d.    Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang sudah menjadi kelompok kata.
Contohnya :
·       Kapan pun Aku tetap menantinya
·       Siapa pun orangnya, boleh meminjam buku ini.
·        Walaupun seribu tahun Aku tetap menunggu. (walaupun adalah                      kelompok kata)
·        Meskipun demikian aku tak akan marah. (meskipun merupakan kelompok kata)

e.     Penulisang si dan sang dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :
·       Si penjual bakso          bukan              sipenjual bakso
·       Si pengirim                  bukan              sipengirim

f.     Partikel per berarti tiap-tiap dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :
·       Per orang  bukan         perorang
·       Per lembar                  bukan        perlembar
·       Per kilogram                bukan        perkilogram


  
F      Kesalahan-kesalahan Ejaan

Ø  Bentuk Salah
Ø Bentuk Benar
Ø  Penjelasan
·    penelitian
·    kendari
·    tingka laku
·    pengalian
·    peterakan
·    sebagai sebagai
·    Anslisis data
·    Persyatan
·    Ternasuk
·    Umunya
·    Mengerakan
·    Menggerakan
·    Altematif
·    Mengunakan
·    Selarn
·    Seperti kaki dan lutut namun dengan
·    mikrohabibtat
·         Penelitian
·         kendari
·         Tingkah laku
·         Pengalihan
·         Peternakan
·         Sebagai
·         Analisis data
·         Persyaratan
·         Termasuk
·         Umumnya
·         Menggerakkan
·         Menggerakkan
·         Alternatif
·         Menggunakan
·         Selama
·         Seperti kaki dan lutut. Namun dengan
·         mikrohabitat
·         Letak kesalahan pada penulisan kata di samping ialah tidak menggunakan huruf kapital setelah adanya tanda titik, padahal yang sebenarnya harus menggunakan huruf kapital sesudahnya. Serta kesalahan penulis kata dan penempatan tanda titik yakni kapan seharusnya kita menggunakan tanda titik.







  
   
BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
            Pada dasarnya kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi ketika kita berbicara seringkali kita tidak mengikuti kaidah/aturan dari tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi sehari-hari. kita sering menggunakan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi sebuah kebiasaan dan hal tersebut menjadi membudaya dan dibenarkan penggunaan dalam keseharian. Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk saling mengingatkan agar menggunakan kaidah tata bahasa yang baik dan benar.

   

4.2  Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan baik dari Dosen Mata Kuliah ini maupun dari Mahasiswa. Selain itu kami harapkan kepada pembaca agar bisa menjadikan makalah ini sebagai bahan bacaan yang tujuannya ingin memahami Tata Bahasa Indonesia.






 

  
    
  
DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/82773044/MAKALAH-EJAAN-BAHASA-INDONESIA

https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan

http://wwwiluvislamcom-tamtim.blogspot.com/2009/11/makalah-bahasa-indonesia-diksi-dan.html

http://nuningasnuning.blogspot.com/2012/01/makalah-bahasa-indonesia.html

http://kesmas-fkm.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-ejaan.html